Sabtu, 07 November 2015

Alinea atau Paragraf

Paragraf
menurut wikipedia -->  Sebuah paragraf (dari bahasa Yunani paragraphos, "menulis di samping" atau "tertulis di samping") adalah suatu jenis tulisan yang memiliki tujuan atau ide. Awal paragraf ditandai dengan masuknya ke baris baru. Terkadang baris pertama dimasukkan; kadang-kadang dimasukkan tanpa memulai baris baru. Dalam beberapa hal awal paragraf telah ditandai oleh pilcrow.

Paragraf atau alinea adalah suatu bentuk bahasa yang biasanya merupakan hasil penggabungan dari beberapa kalimat. Dalam upaya menghimpun beberapa kalimat menjadi paragraph, yang perlu diperhatikan adalah kesatuan dan kepaduan. Kesatuan berarti seluruh kalimat dalam paragraf membicarakan satu gagasan(gagasan tunggal).Kepaduan dari seluruh kalimat dalam paragraf harus saling berkaitan .

Jenis Tulisan dalam Laras Ilmiah 
Pada saat digunakan sebagai alat komunikasi, bahasa masuk dalam berbagai laras sesuai dengan fungsi pemakaiannya. Sehingga,  laras bahasa adalah kesesuaian antara bahasa dan pemakaiannya. Dalam hal ini kita mengenal iklan, laras ilmiah, laras ilmiah populer, laras feature, laras komik, laras sastra, yang masih dapat dibagi atas laras cerpen, laras puisi, laras novel, dan sebagainya. Setiap laras memiliki cirinya sendiri dan memiliki gaya tersendiri. Setiap laras dapat disampaikan secara lisan atau tulis dan dalam bentuk standar, semi standar, atau nonstandar. Laras bahasa yang akan kita bahas dalam kesempatan ini adalah laras ilmiah.
setiap laras dapat disampaikan dalam ragam standar, semi standar, atau nonstandar. Akan tetapi, tidak demikian halnya dengan laras ilmiah. Laras ilmiah harus selalu menggunakan ragam standar.

Sebuah karya tulis ilmiah merupakan hasil rangkaian gagasan yang merupakan hasil pemikiran, fakta, peristiwa, gejala, dan pendapat. Jadi, seorang penulis karya ilmiah menyusun kembali pelbagai bahan informasi menjadi sebuah karangan yang utuh. Oleh sebab itu, penyusun atau pembuat karya ilmiah tidak disebut pengarang melainkan disebut penulis. 
Persyaratan bagi sebuah tulisan untuk dianggap sebagai karya ilmiah adalah sebagai berikut.
  1. Karya ilmiah menyajikan fakta objektif secara sistematis atau menyajikan aplikasi hukum alam pada situasi spesifik.
  2. Karya ilmiah ditulis secara cermat, tepat, benar, jujur, dan tidak bersifat terkaan. Dalam pengertian jujur terkandung sikap etik penulisan ilmiah, yakni penyebutan rujukan dan kutipan yang jelas.
  3. Karya ilmiah disusun secara sistematis, setiap langkah direncanakan secara terkendali, konseptual, dan prosedural.
  4. Karya ilmiah menyajikan rangkaian sebab-akibat dengan pemahaman dan alasan yang indusif yang mendorong pembaca untuk menarik kesimpulan.
  5. Karya ilmiah mengandung pandangan yang disertai dukungan dan pembuktian berdasarkan suatu hipotesis.
  6. Karya ilmiah ditulis secara tulus. Hal itu berarti bahwa karya ilmiah hanya mengandung kebenaran faktual sehingga tidak akan memancing pertanyaan yang bernada keraguan. Penulis karya ilmiah tidak boleh memanipulasi fakta, tidak bersifat ambisius dan berprasangka. Penyajiannya tidak boleh bersifat emotif.
  7. Karya ilmiah pada dasarnya bersifat ekspositoris. Jika pada akhirnya timbul kesan argumentatif dan persuasif, hal itu ditimbulkan oleh penyusunan kerangka karangan yang cermat. Dengan demikian, fakta dan hukum alam yang diterapkan pada situasi spesifik itu dibiarkan berbicara sendiri. Pembaca dibiarkan mengambil kesimpulan sendiri berupa pembenaran dan keyakinan akan kebenaran karya ilmiah tersebut.
Berdasarkan uraian di atas, dari segi bahasa, dapat dikatakan bahwa karya ilmiah memiliki tiga ciri, yaitu :
  1. harus tepat dan tunggal makna, tidak remang nalar atau mendua makna
  2. harus secara tepat mendefinisikan setiap istilah, sifat, dan pengertian yang digunakan, agar tidak menimbulkan kerancuan atau keraguan
  3. harus singkat, berlandaskan ekonomi bahasa.

Eksposisi, Argumentasi, Nasasi, Deskripsi

Eksposisi
Eksposisi adalah salah satu jenis pengembangan paragraf dalam penulisan yang dimana isinya ditulis dengan tujuan untuk menjelaskan atau memberikan pengertian dengan gaya penulisan yang singkat, akurat, dan padat.

Argumentasi (tulisan)
Argumentasi adalah salah satu jenis pengembangan paragraf dalam penulisan yang ditulis dengan tujuan untuk meyakinkan atau membujuk pembaca. Dalam penulisan argumentasi isi dapat berupa penjelasan, pembuktian, alasan, maupun ulasan obyektif dimana disertakan contoh, analogi, dan sebab akibat.

Persuasi
Karangan persuasi merupakan karangan yang bertujuan mempengaruhi pembaca untuk berbuat sesuatu. Karangan ini biasanya berisi ide, gagasan, atau pendapat penulis disertai imbauan atau ajakan kepada orang lain, dimana pengarang mengharapkan adanya sikap motorik berupa gerakan yang dilakukan oleh pembaca sesuai dengan yang dianjurkan penulis dalam karangannya dan pembaca yakin bahwa ide, gagasan atau pendapat tersebut adalah benar dan terbukti.

Deskripsi
Deskripsi adalah Menggambarkan sesuatu (objek) secara terperinci atau mendetil sehingga tampak seolah-olah pembaca melihat, mendengar, dan merasakannya sendiri.

Narasi
Narasi adalah Menceritakan atau mengisahkan suatu kejadian atau peristiwa sehingga tampak seolah-olah pembaca mengalami sendiri peristiwa itu.

Kalimat Topik dan Peletakannya
Gagasan atau pendapat dapat dikemukakan secara lisan dan tertulis. Pada prinsipnya penyampaian gagasan atau pendapat secara lisan dan tulis hampir tidak berbeda. Dalam mengemukakan pendapat diperlukan rumusan ide pokok yang jelas dan ide pendukung yang memadai. Mengemukakan pendapat secara tertulis dalam bentuk paragraf-paragraf perlu menggunakan cara pengaturan ide pokok dan ide pendukung yang baik.

Menulis Kalimat Topik
Berdasarkan isinya, kalimat-kalimat dalam sebuah paragraf dapat dibedakan menjadi kalimat topik dan penjelas. Kalimat topik sering juga disebut kalimat utama, kalimat pokok, kalimat sentral dan juga kalimat tesis. Kalimat ini merupakan kalimat yang sangat penting, karena berisi ide pokok paragraf. Kalimat ini sebagai pusat kalimat-kalimat yang lain dalam paragraf tersebut. Rumusan kalimat topik harus mengandung dua unsur pokok, yaitu topik dan pembatas.

Menentukan Keluasan Topik untuk sebuah Paragraf 
Dalam paragraf, topik yang baik adalah topik yang tidak terlalu sempit dan juga tidak terlalu umum. Topik yang terlalu sempit dapat mempersulit penulis untuk mencari ide penjelasnya. Topik yang terlalu sempit sering menimbulkan masalah dalam mencari ide penjelas, yaitu kehabisan ide penjelas. Sebaliknya, topik yang terlalu umum tidak cukup dikembangkan hanya dengan sebuah paragraf. Topik yang umum dapat dikembangkan menjadi sebuah karangan misalnya buku, artikel, esai dsb.
Dalam memilih topik paragraf hendaknya diperhatikan panjang paragraf. Topik yang cocok untuk paragraf biasanya dapat dikembangkan dengan menggunakan kata kurang lebih 150 kata. Dengan kata sebanyak itu, topik dapat diterangkan dengan tuntas. Ketuntasan keterangan ditandai dengan tidak adanya pertanyaan di hati para pembaca setelah membaca paragraf tersebut. Topik yang cocok untuk menulis paragraf adalah topik yang cakupan atau keluasannya terbatas.

Menentukan Kesalahan dalan Merumuskan Kalimat Topik
Ada empat jenis kesalahan yang sering dijumpai dalam merumuskan kalimat topik. Pertama, rumusan kalimat topik yang berupa pernyataan topik atau masalah yang akan dibicarakan. Rumusan itu berujud pengumuman tentang masalah yang dibahas dalam paragraf.

Mengungkapkan Gagasan secara Deduktif: Menempatkan Kalimat Topik di Awal
Kalimat topik dapat ditempatkan pada awal paragraf. Pola menempatkan kalimat topik di awal paragraf ini merupakan cara pengungkapan gagasan secara deduktif. Artinya, ide yang penting (pokok) ditempatkan di awal dan diikuti oleh penjelas. Letak kalimat topik di awal dapat mempermudah pembaca dalam menemukan ide pokok paragraf. Letak kalimat topik yang demikian itu membantu dalam membaca jenis skimming, skipping, dan scanning. Peletakan kalimat topik pada awal kalimat itu sangat menguntungkan para pembaca. Dengan cara seperti itu, pembaca dapat cepat menangkap ide sentral paragraf. Setelah itu, pembaca hanya mengikuti bukti-bukti yang memperkuatnya.

Pola pengembangan paragraf
Pola pengembangan paragraf adalah suatu penalaran atau pemikiran yang berdasarkan data untuk menarik suatu kesimpulan. Ada dua cara penalaran untuk mengembangkan paragraf yaitu penalaran deduksi dan induksi. Di bawah ini adalah pembahasan lebih lanjut mengenai pola-pola pengembangan paragaf tersebut.

1. Penalaran Deduksi

Penalaran deduksi adalah proses pengembangan paragraf dimana hal-hal umum dikemukakan terlebih dahulu kemudian selanjutnay didukung atau diperjelas dengan hal-hal khusus. Proses penalaran deduksi terbagi menjadi dua yakni silogisme dan entimen.

Silogisme
Proses penalaran silogisme adalah proses penarikan sebuah kesimpulan dengan menghubungkan dua pernyataan yang berlainan. Silogisme tersusun dari dua buah pernyataan yang disebut dengan premis mayor sebagai pernyataan umum, premis minor sebagai pernyataan khusus dan sebuah konklusi atau kesimpulan.
Rumus Silogisme
Premis mayor : Semua A = B
Premis minor : C = A
Kesimpulan : C = B

Silogisme sendiri terbagi menjadi 3 jenis silogisme yaitu:
A. Silogisme kategorial
Proses silogisme ini tersusun oleh premis mayor, minor dan kesimpulan yang bersifat kategoris.
Contoh:
P1 = Semua karyawan bergelar sarjana
P2 = Budi adalah karyawan
K= Budi bergelar sarjana

P1 = Semua binatang berkaki empat mamalia
P2= Kambing memiliki 4 kaki
K = Kambing termasuk mamalia

B. Silogisme hipotesis
Silogisme hipotesis adalah silogisme yang premis mayornya berproposisi conditional hipotesis, yaitu bila premis minor menolak anteseden, simpulannya juga menolak konsekuen, begitu juga dengan sebaliknya.

Contoh:
P1 = Jika tidak ada oksigen, makhluk hidup mati
P2 = Oksigen tidak ada
K = Jadi, makhluk hidup mati

P1 = Jika ada uang Budi membeli motor baru
P2 = Budi ada uang
K = Jadi, Budi membeli motor baru

C. Silogisme alternative
Silogisme alternative premis mayornya berupa proposisi alternative. Bila premis minornya membenarkan salah satu dari alternative yang ada, maka kesimpulannya akan menolak alterantif lainnya.

Contoh:
P1 = Budi sedang bermain di tempat Ani atau Joko
P2 = Budi bermain bersama Ani
K = Jadi, Budi tidak bermain dengan Joko

P1 = Ayah ingin menanam Bungan mawar atau melati
P2 = Ayah menanam bunga mawar
K = Jadi, ayah tidak menanam bunga melati

Entimen
Entimen adalah proses pemendekan silogisme atau disebut juga dengan silogisme yang dipendekan.

Rumus entimen
C = B, karena C = A

Contoh:
Silogisme

P1 = Anak yang rajin selalu mengerjakan Pr
P2 = Budi mengerjakan PR
K = Budi adalah anak yang rajin

Dari silogisme di atas maka entimennya adalah:

Budi selalu mengerjakan Pr karena dia adalah anak yang rajin.

Contoh-contoh entimen lain:
Usufi harus membayar iuran kelas karena dia adalah siswa.
Ayam bukanlah mamalia karena ayam tidak berkaki empat.
Budi bukanlah karyawan karena dia tidak bergelar sarjana.


2. Penalaran Induksi
Penalaran Induksi atau Induktif adalah suatu proses pengembangan paragraf dengan menggunakan penalaran khusus ke umum. Dengan kata lain paragraf yang menggunakan pola ini dikembangkan dengan menyajikan topik-topik yang khusus kemudian disimpulkan dengan kalimat khusus pada bagian akhir paragraf.
Proses penalaran ini dapat dibedakan menjadi:

Generalisasi
Proses generalisasi adalah proses penalaran yang dimulai dari suatu fenomena khusus ke sebuah kesimpulan umum.

Contoh:
Andi selalu mengerjakan tugas dari Ibu guru. Dia juga selalu datang ke sekolah tepat waktu dan tidak pernah sekalipun datang terlambat. Apalagi setiap hari senin, dia selalu datang 30 menit sebelum kelas dimulai untuk melaksanakan tugas piketnya. Andi selalu berpakaian dengan rapih. Dia tidak pernah mengelurakan seragamnya selama di sekolah. Oleh karena itu, bisa dipastikan Andi adalah anak yang sangat rajin.

Sebab-Akibat
Sebab akibat adalah proses penalaran yang diawali dari peristiwa-peristiwa khusus yang dianggap sebagai sebab dan diakhiri dengan sebuah kesimpulan yang dianggap sebagi akibat.

Contoh:
Kemarin hujan turun sangat deras. Ribuan meter kubik air seperti ditumpahkan dari atas langit. Hujan yang terjadi kemarin juga sangat lama, hampir berlangsung selama 10 jam yang dimulai dari pagi hari hingga larut malam. Hujan deras itu juga disertai dengan angin yang sangat kencang yang tak henti-hentinya bertiup. Tak heran sungai meluap dan terjadi banjir dimana-mana.

Analogi
Proses penalaran ini menggunakan perbandingan suatu benda atau peristiwa yang memiliki kesamaan khusus untuk menarik sebuah kesimpulan bahwa salah satu benda atau peristiwa tersebut sama dengan benda atau peristiwa lainnya.

Contoh:
Umur manusia bisa dikatakan seperti umur buku. Buku semakin hari semakin menipis akibat halamannya selalu ditulis dengan menggunakan tinta hingga ke halaman terakhir. Begitu juga dengan umur manusia yang semakin hari semakin berkurang, terisi oleh pengalaman-pengalaman hidup dari lahir hingga ajal menjemput.



sumber :
https://id.wikipedia.org/wiki/Paragraf
http://ellopedia.blogspot.co.id/2010/09/paragraf.html
file:///C:/Users/Harviana/Downloads/BAB2.htm
http://muhammad-reno.blogspot.co.id/2013/04/5-pengertian-dari-narasi-deskripsi.html
https://yusuf182.wordpress.com/2010/09/04/18/
http://www.kelasindonesia.com/2015/04/penjelasan-pola-pengembangan-paragraf-dalam-bahasa-indonesia.html

Jumat, 06 November 2015

Kalimat Efektif

Kalimat efektif 
Dari Kalimat Efektif yang dapat saya kutip adalah kalimat yang sesui dengan kaidah kaidah bahasa baik ejaan dan juga tanda baca yang di gunakan agar pembaca atau pendengar mudah memahami dari maksud tulisan atau perkataan yang di sampaikan .

adapun kalimat tersebut bisa di katakan kalimat efektif haruslah memenuhi sayarat di bawah ini:
1. Mudah dipahami oleh pendengar atau pembacanya.
2. Tidak menimbulkan kesalahan dalam menafsirkan maksud sang penulis.
3. Menyampaikan pemikiran penulis kepada pembaca atau pendengarnya dengan tepat.
4. Sistematis dan tidak bertele-tele.

Kesalahan Kalimat
kesalahan kalimat merupakan pengetahuan yang tidak dapat diabaikan. pada dasarnya untuk berbahasa atau berbicara dengan seseorang merupakan usaha untuk membuat kalimat yang benar oleh karena itu kita harus mengetahui penegtahuan mengenai jenis jenis kesalahan kalimat. Berikut ini adalah faktor-faktor yang menyebabkan sebuah kalimat itu salah.

A, Ejaan 
Ejaan adalah cara-cara yang digunakan untuk mewujudkan bahasa dalam bentuk tulisan. Dengan demikian ejaan mempunyai kedudukan yang amat penting dalam bahasa tulis karena ejaan dapat mempengaruhi cara seseorang mengucapkan atau melafalkan bahasa tertulis tersebut.
1. Ayah sudah berangkat ke kantor.
2. Ayah sudah berangkat ke kantor ?

kedua kalimat ditas walaupun terdiri kata yang sama najun keduannya memiliki maksud yang berbeda. makna sebuah kalimat bisa berbeda dari penggunaan tanda baca. bisa dilihat kalimat pertama memggunakan tanda titik pada akhirkalimat menandakan merupakan kalimat berita atau kalimat yang menyatakan seuatu peristiwa. sedangkan kalimat yang kedua menggunakan tanda paca pada akhir kalimatnya adalah tanda tannya sehingga maknannya adalah bertannya atau sebuah pertannyaan. 

Pada dasarnya kesalahan ejaan tidak selalu menimbulkan kesalahan makna.
Contoh:
1. Peserta lokakarya bahasa berjumlah limapuluh orang.
2. Pihak majikan harus menjaga kwalitas hasil produksi perusahaannnya.
3. Di tempat itupun terdapat rumah-rumah penduduk biasa.
4. Putranya yang ungsu sekarang kuliah di I.A.I.N.

Semua kalimat-kalimat di atas salah ejaannya. Tetapi, coba bandingkan dengan kalimat-kalimt yang sudah dibenarkan ejaannya di bawah ini, sebagai berikut:
1. Peserta lokakarya bahasa berjumlah lima puluh orang.
2. Pihak majikan harus menjaga kualitas hasil produksi perusahaannya.
3. Di tempat itu pun terdapat rumah-rumah penduduk biasa.
4. Putranya yang bungsu sekarang kuliah di IAIN.

Jika kita lihat makna kalmat-kalimat di atas sama benar dengan kalimat-kalimat terdahulu, tetapi kelompok kalimat pertama adalah kalimat-kalimat yang ejaannya salah, sedangkan kelompok kalimat kedua adalah kekompok kalimat yang ejaannya benar.

B. Kata 
Kata merupakan kumpulan dari huruf sehingga untuk membuat kalimat kita harus menyusun kata untuk menjadikannya sebuah kalimat. Kata mempunyai peranan yang sangat penting dalam suatu bahasa karena kata menjadi unsur utama pembangun sebuah kalimat.
Baik buruknya seseorang dapat dilihat cara kemahiran dan kecermatannya dalam memilih kata. Kata dapat menyebabkan suatu kalimat salah, apabila kata tersebut:

a. Saya mendengarkan sudah hampir dua bulan ia dirawat di rumah sakit.
b. Sudah dua kali ia diperingati guru agar tidak berbuat curang.
c. Amin mempunyai kegemaran mengkail di laut.
Mari kita bandingkan dengan di bawah ini:
a. Saya mendengar sudah hampir dua bulan ia dirawat di rumah sakit.
b. Sudah dua kali ia diperingatkan guru agar tidak berbuat curang.
c. Amin mempunyai kegemaran mengail di laut.
Ternyata hanya sedikit sekali perbedaan yang terdapat pada kedua kelompok kalimat tersebut. Kalau kita bandingkan antara keduanya, akan tampak perbedaan sebagai berikut:

a. mendengarkan  ---------->  mendengar
b. diperingati        ---------->  diperingatkan
c. mengkail        ------------>  mengail


C. Logika 
Dalam pembuatan kalimat harus dapat diterima akal (logis). Kalimat logis adalah kalimat yang sesuai dengan kaidah berpikir yang benar sehingga tidak mengandung kerancuan di dalamnya. Seringkali bahasa lisan mengandung kesalahan kalimat akibat kalimat yang dibuat menyalahi kaidah berpikir yang sehat, tetapi dipandang lumrah sehingga dibiarkan saja.

Contoh:
- Pencopet itu berhasil ditangkap oleh polisi.
- Yang merasa kehilangan jam tangan dapat diambil di kantor TU.

Bandingkan dengan kalimat berikut:
- Polisi itu berhasil menangkap polisi itu.
- Yang merasa kehilangan jam tangan dapat mengambilnya di kantor TU.
D. Kata - kata yang sering Salah Penggunaanya dan Pengucapannya 
Kesalahan suatu kalimat selain disebabkan oleh kesalahan yang bersifat gramatikal, termasuk penggunaan tanda baca,dapat juga disebabkanoleh pengunaan kata yang kurang tepat atau salah artinya. Berikut ini akan dikemukakan beberapa kata yang sering membingungkan banyak orang sehingga mengakibatkan penggunaannya salah:
1. Agar supaya
2. Atase kebudayaan
3. Berhubung
4. Benar/betul
5. Bang dan bank
6. Besok
dan masih banyak lain kalta yang salah pengguanaanya.. 

Penalaran Kalimat 
Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi-proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar. Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence). Hubungan antara premis dan konklusi disebut konsekuensi.

penalaran kalimat di bagi menjadi 2 kalimat yaitu kalimat deduktif dan kalimat induktif. dimana kalimat penalaran ini gagasan utamannya berada pada awal kalimat di dalam paragraf atau di akhir kalimat dalam paragraf. 

1. Paragraf Deduktif (umum-khusus).
Paragraf Deduktif adalah suatu paragraf yang dimulai dengan suatu pernyataan umum, kemudian dirinci melalui pernyataan-pernyataan penjelas atau kalimat-kalimat utama.
contoh :

Bayam adalah salah satu sayuran yang mengandung vitamin yang dapat meningkatkan kesehatan tubuh. Oleh sebab itu , untuk memasak bayam harus benar dan jangan sampai memasak dalam waktu yang lama, karena dapat menghilangkan vitamin yang terkandung didalamnya.

2. Paragraf Induktif(khusus-umum).
Paragraf Induktif adalah paragraf yang dimulai dari pernyataan khusus dilanjutkan dengan pernyataan umum.
contoh :

Peremajaan pohon durian semula dilakukan dengan teknik satu pohon. Satu cabang diujung batang disisakan untuk tempat tumbuh tunas baru. Ternyata hal ini mempunyai banyak kekurangan. Selain mudah tumbang juga lama berbuah. Setelah mencoba teknik tiga batang diperoleh hasil bahwa pohon lebih kokoh, cepat berbuah, banyak tunas, dan buahnya banyak. Sehingga teknik peremajaan tiga pohon atau menara kaki tiga menjadi pilihan terbaik saat ini.

Paragraf Induktif dibagi menjadi 3 paragraf yaitu :

1. Analogi
Analogi adalah paragraf yang membandingkan 2 hal yang berbeda tetapi memiliki persamaan.
contoh : 
1.  air dan api
2.  roda dan kehidupan, dan lain-lain

2 Generalisasi
Generalisasi adalah paragraf yang menyimpulkan kalimat penjelas/khusus yang terdiri dari 3-4 pernyataan yang menjadi pernyataan umum.
contoh : 
pengaruh globalisasi. faktor yang menyebabkan : -iptek yang canggih, gaya hidup, makanan cepat saji, dan faktor ekonomi.

3 Kausal
Kausal adalah paragraf yang berpola khusus (penyebab-penyebab) kemudian diikuti dengan kalimat simpulan (yang berarti akibat).
contoh : makanan yang mengandung MSG, terdapat pada makanan cepat saji. MSG adalah sejenis zat kimia yang membuat usus memuai dan nafsu makan berlebih. MSG juga berbahaya bagi kinerja otak. Oleh sebab itu, MSG dapat memacu timbulnya berbagai penyakit yang dapat menyerang tubuh tiap individu yang mengonsumsinya.

Kehematan atau ekonomi bahasa
Kehematan atau ekonomi bahasa adalah penulisan kalimat yang berlangsung menyampaikan gagasan atau pesan kalimat secara jelas, lugas, dan logis.

Perhatikanlah contoh berikut, yaitu kalimat kurang memperhatikan ekonomi bahasa :
  1. Dalam ruangan ini kita dapat menemukan barang-barang, antara lain seperti meja, kursi, buku, lampu, dan lain-lain
  2. Karena modal di bank terbatas, sehingga tidak semua pengusaha lemah memperoleh kredit
Perbaikan kalimat yang memperhatikan ekonomi bahasa berikut :
  1. Dalam ruangan ini kita dapat menemukan meja, kursi, buku, lampu, dan lain-lain.
  2. Karena modal di bank terbatas, tidak semua pengusaha lemah memperoleh kredit.

Daftar Konjungsi Bahasa

Konjungsi adalah suatu kata tugas atau kata penghubung yang berfungsi untuk menghubungkan dua buah klausa, kalimat, paragraf atau lebih. Dalam bahasa Indonesia ada beberapa macam konjungsi yang dapat ditemukan, antara lain: Konjungsi antar klausa, antar kalimat, dan konjungs antar paragraf.

Jenis-Jenis Konjungsi
Berdasarkan fungsinya konjungsi dikelompokan ke dalam tiga bentuk, diantaranya adalah:

1. Konjungsi antar klausa
Konjungsi antar klausa adalah kata hubung yang mengubungkan dua buah klausa atau lebih. Ada tiga macam konjungsi antara klausa, yaitu, korelatif, subordinatif, dan koordinatif.

A. Konjungsi korelatif
konjungsi ini menghubungkan dua buah klausa yang memiliki hubungan sintaksis setara.
Macam-macam konjungsi korelatif:
baik … maupun …
tidak hanya …, tetapi ( …) juga …
bukan hanya …, melainkan …
(se)demikian (rupa) … sehingga…
apa(kah) … atau …
entah … entah …
jangankan…,…pun… .

Contoh:
- Baik Riski maupun Nasar keduanya adalah anak yang baik.
- Usufi bukan hanya pelukis yang handal, tetapi juga sebagai seniman yang cerdas.
- Jangankan uang segudang, sepeser pun aku tak punya.
- Aku tidak tahu harus berbuat apa entah pergi saja entah datang menemuinya.
- Dia menghias bunga itu sedemikian rupa sehingga terlihat sangat indah.

B. Konjungsi subordinatif
Konjungsi ini menghubungkan dua buah klausa yang memiliki hubungan sintaksis yang tidak sama (bertingkat).
Macam-macam konjungsi subordinatif:
…..sebelum…
jika…., maka….
…agar….
Meskipun/bagaimanapun….. , …..
dan lain-lain.
Contoh:
- Ian telah pergi ke Jakarta sebelum Budi datang menyusulnya.
- Meskipun dia miskin, dia sangat dermawan kepada setiap orang.
- Saya giat belajar agar tidak menjadi anak yang malas.
- Jika aku memliki banyak uang, aku akan pergi ke luar negeri.
- Meskipun dia sangat nakal, bagaimanapun juga orang tuanya tetap menyayanginya.

C. Konjungsi koordnatif
Konjungsi ini sama seperti korelatif yaitu menghubungkan dua buah klausa yang sejajar, tetapi konjungsi ini hanya terjadi pada klausa-klausa yang sederhana.

Macam-macam konjungsi koordinatif
…. dan …
… tetapi …
… atau …

Contoh:
Andi membeli buku dan baju di toko itu.
Aku ingin pergi tetapi tidak diijinkan oleh ayahku.
Kau boleh datang bersamaku tau bersama Indri.


Daftar Preposisi Bahasa
Berdasarkan entuknya, preposisi dalam bahasa Indonesia terbagi menjadi dua, yaitu preposisi monomorfemis dan preposisi polimorfenis.

Preposisi Monomorfemis
Preposisi Monomorfemis adalah preposisi yang terwujud sebagai satu morfem secara morfologis. Preposisi yang dimaksud adalah sebagai berikut:

akibat           atas                   bagai            bagi
berkat          dalam                  dari            demi
dengan          di                      hingga         karena
ke                kecuali               lewat            oleh
pada            sampai               sejak            seperti
tanpa           tentang               untuk

Contoh data preposisi monomorfemis
1. Mereka langsung mengajukan banding atas utusan hakim tersebut.
2. Dengan banyak nama alias, Roy diduga tak bekerja sendiri
3. Pertemuan tersebut disaksikan oleh Kepala Wilayah Depdikbud Subang Jawa Barat
4. Itu semua adalah dasar-dasar dari paham kita tentang hak asasi dan demokrasi
5. Ia pun suka mengatur meja makan untuk rekan-rekannya

Preposisi Polimorfeis
Preposisi polimorfemis adalah preposisi yang berwujud beberapa morfem. Preposisi ini terbagi lagi atas  :
(1) preposisi yang terbentuk dari bentuk dasar + afiks dan 
(2) preposisi yang terbentuk dari gabungan kata. 

Jenis preposisi kedua terbagi lagi atas 
(1) preposisi yang terbentuk dari preposisi + preposisi dan 
(2) preposisi + nonpreposisi.

1. Bentuk Dasar + Afiks
Bentuk dasar yang merupakan unsur pembentuk preposisi polimorfemis ini dapat pula berupa morfem dasar terikat. Afiks sebagai unsur pembentuk preposisi polimorfemis adalah ber-, me(n)-, terdapat, dan se-. daftar preposisi polimorfemis yang dimaksud adalah sebagai berikut:
bersama                        secara
bserta                            sekitar
mengenai                      selain
melalui                          selaku
menurut                         selama
sebagai                          setelah
sebelum                         terhadap

Contoh data preposisi polimorfemis yang terbentuk dari bentuk dasar + afiks
1. Segara, ihwal Ben Issal disampaikan ke Polda Metro Jaya, berserta ciri-cirinya
2. Aliran air terus menerus masuk, antara lain melalui lubang di bawah pintu
3. Kesadaran masyarakat terhadap masalah ini semkain besar.

2. Gabungan Kata
Preposisi polimorfemis gabungan kata yang terbentuk dari preposisi + preposisi adalah sebagai berikut:
                   di dalam
                   di sekitar
                   daripada
                   kepada

Contoh data preposisi polimorfemis gabungan kata, preposisi + Preposisi:
1. Ibu atau bapak itu harus ke sana-kemari di dalam kota untuk mencari makan sekadarnya
2. lebih dari 50 ladang ranjau ditemukan di sekitar Kabul

Preposisi + Nonpreposisi
Preposisi poimorfemis gabungan kata yang terbentuk dari preposisi + nonpreposisi biasa berawal dengan preposisi di, ke, atau dari. Adapun kata yang menyertai preposisi itu biasanya berasal dari nomina atau adjektiva. Preposisi yang terbentuk dari preposisi + nonpreposisi adalah sebagai berikut:
di antara                                   di hadapan
di atas                                      di luar
di bawah                                  di samping
di belakang                              di sekeliling
di dekat                                    di seputar
di depan                                   di tengah
Contoh data preposisi polimorfemis, preposisi + preposisi
  1. Sementara itu, ada ribuan kendaraan bermotor yang bernomor satu digit yang beradadi bawah Wilayah Administrasi Samsat DKI Jakarta
  2. Suaminya tewas ketika sebuah bom meledak di dekat rumahnya
  3. Drama maut yang terjadi awal Januari lalu tu berlanjut di luar rumah





sumber :
http://dianadiperdana.blogspot.co.id/2013/04/kalimat-efektif-dan-kesalahan-kalimat_1918.html
http://rikamagdalena680.blogspot.co.id/
http://febriansyahfebry.blogspot.co.id/2014/12/kalimat-efektif-dalam-penulisan.html
http://www.kelasindonesia.com/2015/04/pengertian-dan-macam-macam-konjungsi-dalam-kalimat-bahasa-indonesia.html
http://lenterastkippgribl.blogspot.co.id/2013/02/penggunaan-preposisi-dan-konjungsi.html

Minggu, 01 November 2015

Diksi atau Pilihan kata

Diksi atau Pilihan kata sering diartikan sebagai pilihan kata untuk menggambarkan sebuah cerita bukan hannya memilh kata melainkan digunakan untuk menyatakan gagasan . atau bisa juga sebagai pencerita dari sebuah peristiwa namun biasannya harus menggunakan sesuatu seperti gaya bagasa , ungkapan ungkapan sebagai bagian dari diksi yang memiliki keterkaitan dengan ungkapan ungkapan individu atau karakteristik.

Definisi Kosakata
di dalam wikipedia Kosakata merupakan ----> Kosakata (bahasa Inggris: vocabulary) adalah himpunan kata yang dimiliki oleh seseorang atau entitas lain, atau merupakan bagian dari suatu bahasa tertentu. Kosakata seseorang didefinisikan sebagai himpunan semua kata-kata yang dimengerti oleh orang tersebut atau semua kata-kata yang kemungkinan akan digunakan oleh orang tersebut untuk menyusun kalimat baru.

Jenis Kata Dalam Bahasa Indosesia
jenis kata dalam bahasa indonesia dari yang saya temukan terdapan 4 bagian yang merupakan kelas dari kata namun ada beberapa yang mengatakan 4 bagian namun saya akan membahas 4 saja yaitu :
  1. kata kerja
  2. kata sifat
  3. kata keterangan 
  4. kata depan , kata ganti, kata bilangan 
kata itu sendiri merupakan unsur utama dalam membentuk kalimat. Selain bentuk dasarnya, kata juga dapat dibentuk melalui proses morfologis, yaitu afiksasi (pengimbuhan), reduplikasi (perulangan), dan komposisi (penggambungan) untuk menyampaikan maksud yang terkandung di dalam kalimat.

Dalam kalimat, kata memiliki kedudukan atau jabatan seperti subjek, predikat, objek, dan keterangan. Dalam kaitannya dengan jabatan di dalam kalimat dan hubungannya dengan fungsi serta makna yang ditunjukkannya, kata dikategorikan ke dalam kelas kata.

sebuah kata terdiri dari lebih dari satu huruf dan untuk membuat kalimat memerlukan lebih dari satu kata sehingga kumpulan kata akan menjadi senuh kalimat baik kalimat yang memiliki subjek predikat objek dan keterang yang di sebut juga kalimat sempurna atau hannya memiliki subjek dan objek.
sekarang kita bahas mengenai ke 5 jenis kata yang ada.

1. Kata Kerja(Verb)
kata kerja atau sering disebut verb yaitu kata yang menyatakan perbuatan atau tindakan proses dan keadaan yang bukan merupakan sifat. Kata kerja berfungsi sebagai predikat di dalam sebuah kalimat.

ciri diri kata kerja adalah sebagai berikut :
- Biasannya terdapat aspek waktu atau sering terdapat kata (seperti akan , sedang dan telah )
contohnya : sedang menunggu, akan menanti , telah pulang dll,
- Dapat diingkari dengan kata tidak.
contohnya ; tidak menunggu , tidak menanti dll.
- Dapat diikuti oleh gabungan kata dengan di tambah KB / KS

kata kerja memiliki beberapa jenis diantarannya adalah :
- Verba dasar bebas, seperti: duduk, makan, mandi, minum, pergi, pulang, tidur.

- Verba turunan,
terdiri atas:
1. Verba berafiks:
Contoh: ajari, bernyanyi, bertaburan.
2. Verba bereduplikasi:
Contoh: bangun-bangun, ingat-ingat, makan-makan, marah-marah.

- Verba berproses gabung:
Contoh: bernyanyi-nyanyi, tersenyum-senyum, makan-makan.

- Verba majemuk :

Contoh: cuci mata, campur tangan, unjuk gigi.

- Verba transitif
(kata kerja yang membutuhkan objek)
Contoh : - Usufi menulis surat.
                    S        P         O
               - Adik membeli Kue.
                    S         P          O

- Verba intransitif (kata kerja yang tak memerlukan objek)
Contoh : - Mereka duduk di taman.
                      S         P           K
               - Anak-anak itu bersepeda di sepanjang pantai.
                             S                   P                      K
               - Adik sedang mandi.
                     S             P


2. Kata Sifat (Adjektiva)
Kata sifat atau adjektiva adalah kata yang menerangkan sifat, keadaan watak, dan tabiat orang/binatang/ benda.Kata sifat umumnya berfungsi sebagai predikat, objek dan penjelas subjek.
Ciri-ciri kata sifat:
- Dapat diberi keterangan pembanding yaitu lebih, kurang, dan paling
  Contoh: lebih indah, kurang bagus, paling kaya.
- Dapat diberi keterangan penguat: sangat, amat, benar, terlalu, dan sekali
  Contoh: sangat senang, amat keras, mahal benar, terlalu berat, sedikit sekali.
- Dapat diingkari dengan kata tidak
  Contoh: tidak benar, tidak halus, tidak sehat, dan sebagainya.

Macam-macam adjektiva:
- Ajektiva dasar, seperti adil, afdol, bangga, baru, cemas, disiplin, anggun, bengkak.
- Adjektiva turunan terdiri atas:
  1.  Adjektiva berafiks
    contoh: terhormat, terindah, kesakitan, kesepian, keinggris-inggrisan.
  2. Adjektiva bereduplikasi
    contoh: muda-muda, elok-elok, cantik-cantik.
  3. Adjektiva berafiks –i, -wi, -iah
    contoh: abadi, duniawi, insani, ilmiah, rohaniah, surgawi.
3. Kata Keterangan
Kata keterangan adalah semua kata yang menerangkan atau memberikan keterangan terhadap selain kata benda. Dengan kata lain, kata ketereangan adalah semua kata yang memberi keterangan pada kata kerja, kata sifat, kata bilangan atau seluruh kalimat.

Kata keterangan dapat dibedakan menjadi banyak bagian, diantaranya yaitu :
- Kata keterangan tempat ialah semua kata yang menjelaskan suatu tempat lokasi, 
contoh  : disini, disitu, di rumah, dan sebagainya.

- Kata keterangan waktu ialah semua kata yang menjelaskan berlangsungnya sesuatu dalam waktu yang teretntu, 
contoh : sekarang, nanti, minggu depan, dan sebagainya.

- Kata keterangan alat ialah kata yang menjelaskan dengan apa sesuatu itu berlangsung. 
Contoh :dengan tongkat, dengan pisau, dengan membabi buta, dan sebagainya.
- Kata keterangan syarat ialah kata yang menerangkan terjadinya suatu proses di bawah syarat-syarat tertentu, 
contoh : jikalau, seandainya, bila, dan sebagainya.

- Kata keterangan sebab ialah kata yang memberi keterangan mengapa sesuatu itu bisa berlangsung, contoh : sebab, karena, oleh karena itu, dan sebagainya. 


4. Kata Benda (Nomina), Kata Ganti (Pronomina), Kata Bilangan (Numeralia)
a. Kata Benda (Nomina)
Kata benda atau nomina adalah kata yang mengacu kepada sesuatu benda (konkret maupun abstrak).Kata benda berfungsi sebagai subjek, objek, pelengkap, dan keterangan.
Ciri-ciri kata benda:
  1. Dapat diingkari dengan kata bukan.
    Contoh : bukan gula, bukan rumah, bukan mimpi, bukan pengetahuan.
  2. Dapat diikuti dengan gabungan kata yang + KS (kata sifat) atau yang sangat + KS
    Contoh : buku yang mahal, pengetahuan yang sangat penting, orang yang baik.
Macam-macam nomina:
  • Nomina bernyawa, misalnya: Umar, Abdullah, nenek, nona, ayah, kerbau, ayam. 
  • Nomina tak bernyawa, misalnya: nama lembaga, hari, waktu, daerah, bahasa. 
  • Nomina terbilang, misalnya: kantor, rumah, orang, buku. 
  • Nomina tak terbilang, misalnya: udara, kebersihan, kemanusiaan. 
  • Nomina kolektif, misalnya: cairan, asinan, buah-buahan, kelompok. 
  • Nomina ukuran, misalnya: pucuk, genggam, batang, kilogram, inci. 
  • Nomina dari proses nominalisasi, misalnya: keadilan, kenaikan, pembicara, pemotong, anjuran, simpulan, pengumuman, pemberontakan. 
  • Nominalisasi dengan si dan sang, misalnya: si kecil, si manis, sang kancil, sang dewi. 
  • Nominalisasi dengan yang, misalnya: yang lari, yang berbaju, yang cantik. 
b. Kata Ganti (Pronomina)
Kata ganti atau pronomina adalah kata yang dipakai untuk mengacupada nomina lain. Pronomina berfungsi untuk mengganti kata benda ataunomina.
Macam-macam pronomina:
Ada tiga macam pronomina dalam bahasa Indonesia, yakni (1) pronominal persona, (2) pronomina penunjuk (3) pronomina penanya.

1. Pronomina Persona
  • Pronomina reduplikasi, misalnya: kita-kita, dia-dia, dan beliau-beliau. 
  • Pronomina berbentuk frasa, misalnya: kamu sekalian, aku ini, dia itu. 
  • Pronomina takrif, terbatas pada pronomina persona (orang) misalnya: 
  • Pronomina persona I (kata ganti orang I) : saya, aku (tunggal), dan kami, kita (jamak) 
  • Pronomina persona II (kata ganti orang II) : kamu, engkau, Anda (tunggal), dan kalian, Anda sekalian (jamak) 
  • Pronomina persona III (kata ganti orang III) : ia, dia, beliau (tunggal), dan mereka (jamak) 
  • Pronomina tak takrif, tidak menunjuk pada orang atau benda tertentu, misalnya : sesuatu, seseorang, barang siapa, siapa, apa-apa, anu, dan masing-masing sendiri. 
2. Pronomina Penunjuk
  • Pronomina Penunjuk dalam bahasa Indonesia ada tiga macam.
  • Pronomina penunjuk umum: ini, itu, dan anu. 
  • Pronomina penunjuk tempat: sini, situ, atau sana. 
  • Pronomina penunjuk ihwal: begini dan begitu. 
3. Pronomina Penanya 
Pronomina penanya adalah pronomina yang dipakai sebagai pemarkah pertanyaan.Contoh: siapa, apa, mana, mengapa, kapan, dimana, bagaimana, dan berapa.

c. Kata Bilangan (Numeralia)
Kata bilangan atau numeralia adalah kata yang dipakai untuk menghitung banyaknya orang, binatang, dan benda.
Numeralia utama (kardinal), terdiri atas:
  • Bilangan penuh, misalnya: satu, dua, tiga, puluh, ribu, juta. 
  • Bilangan pecahan, misalnya: sepertiga, duapertiga, lima perenam. 
  • Bilangan gugus, misalnya: selikur (21), lusin, gros, kodi, atau ton. 
Numeralia tingkat, yaitu numeralia yang menunjukkan urutan atau struktur Misalnya: pertama, kesatu, kedua, keempat, ketiga belas.

Numeralia kolektif, numeralia yang terbentuk oleh afiksasi, misalnya : ketiga (ke + Num),
ribuan, ratusan (Num + -an), beratus-ratus, dan bertahun-tahun (ber- + Num)

Kata Serapan 
kata serapan dari situs wikipedia yang saya temukan menyatakan bahwa --> Kata serapan (juga kata pungutan atau kata pinjam) adalah kata yang berasal dari bahasa asing yang sudah diintegrasikan ke dalam suatu bahasa dan diterima pemakaiannya secara umum.

Contoh kata pungut dalam bahasa Indonesia adalah:
tetapi (dari bahasa Sanskerta tathâpi: namun itulah)
mungkin (dari bahasa Arab mumkinun: ?)
kongko (dari bahasa Hokkien kongko: bercakap)
meski (dari bahasa Portugis mas que: walau)
bengkel (dari bahasa Belanda winkel: pojok atau toko)

Imbuhan dalam Bahasa Serapan
serapan dari bahasa asing pada umumnya berfungsi sebagai kata benda dan kata sifat. Makan umum yaitu untuk menandai kata sifat. imbuhan serapan sering kali berasal dari bahasa asing misalnya : berasal dari bahasa Inggris, Belanda,Jerman, Perancis dan Arab
Imbuhan serapan mempunyai sifat atau ciri misalnya : ilegal, universal atau sportif, aktif, dan egois. Sebaliknya, -isme mengandung makna paham, misalnya nasioalisme, komunisme dsb.

Kata serapan itu masuk kedalam bahasa Indonesia dengan empat cara yaitu :
1. Cara adopsi : terjadi apabila pemakai bahasa mengambil bentuk makna kata asing itu secara / keseluruhan . contoh: super market, palaza, mall.

2. Cara adaptasi : terjadi apabila pemakai bahasa hanya mengambil makna asing itu, sedangakan ejaan atau cara penulisanya disesuaikan dengan ejaan bahasa Indonesia.
Contoh:
  • pluralization = pluralisasi 
  • acceprability = akseptabilitas
  • maximal = maksimal
  • cadea = kado
3. Cara penerjemah : terjadi apabila pemakai bahasa mengambil konsep yang terkandung dalam bahasa asing itu, kemudian kata tersebut diberi padanan dalam bahasa Indonesia. Contoh : - overlap= tumpah tindih, - acceleration= percepatan , -pilot project= proyek rintisan, - try out= uji coba.

4. Cara kreasi : terjadi apabila pemakai bahasa hanya mengambil konsep dasar yang ada dalam bahasa sumbernya, kemudian carikan padanannya dalam bahasa Indonesia. Contoh: - effektive= berhasil guna , - spare part= suku cadang .

Hubungan Antar Makna
hubungan antar makna memiliki macam macam bugungan yang di bagi menjadi 8 hungungan antara lain yaitu sebgai berikut :
1. Sinonim
Merupakan kata-kata yang memiliki persamaan / kemiripan makna. Sinonim sebagai ungkapan (bisa berupa kata, frase, atau kalimat) yang maknanya kurang lebih sama dengan makna ungkapan lain. Contoh: Kata buruk dan jelek, mati dan wafat.

2. Antonim.
Merupakan ungkapan (berupa kata, frase, atau kalimat) yang maknanya dianggap kebalikan dari makna /ungkapan lain. 
Contoh: Kata bagus berantonim dengan kata buruk; kata besar berantonim dengan kata kecil.

3. Polisemi.
Adalah sebagai satuan bahasa (terutama kata atau frase) yang memiliki makna lebih dari satu. Contoh: Kata kepala bermakna ; bagian tubuh dari leher ke atas, seperti terdapat pada manusia dan hewan, bagian dari suatu yang terletak di sebelah atas atau depan, seperti kepala susu, kepala meja,dan kepala kereta api, bagian dari suatu yang berbentuk bulat seperti kepala, kepala paku dan kepala jarum dan Iain-lain.

4. Hiponim.
Adalah suatu kata yang yang maknanya telah tercakup oleh kata yang lain, sebagai ungkapan (berupa kata, frase atau kalimat) yang maknanya dianggap merupakan bagian dari makna suatu ungkapan. Contoh : kata tongkol adalah hiponim terhadap kata ikan, sebab makna tongkol termasuk makna ikan.

5. Hipernim.
Merupakan suatu kata yang mencakup makna kata lain.

6. Homonim.
Merupakan kata-kata yang memiliki kesamaan ejaan dan bunyi namun berbeda arti.
Contoh:
- bisa= dapat,
-bisa=racun dll.

7. Homofon.
Merupakan kata-kata yang memiliki bunyi sama tetapi ejaan dan artinya berbeda.
Contoh,
bank,bang.
-tolong setorkan uang ini di bank.
-saya pesan satu porsi,bang.

8. Homograf.

Merupakan kata-kata yang memiliki tulisan yang sama tetapi bunyi dan artinya berbeda.
Contoh:
APEL.
- Setiap hari senin ada apel di lapangan sekolah.
- aku lebih suka apel hijau daripada apel merah.dll.
Sebelum menentukan pilihan kata, penulis harus memperhatikan dua hal pokok, yakni: masalah makna dan relasi makna :

Makna sebuah kata
sebuah kalimat merupakan makna yang tidak selalu berdiri sendiri. Adapun makna menurut (Chaer, 1994: 60) terbagi atas beberapa kelompok yaitu :

Makna Leksikal : makna yang sesuai dengan referennya, sesuai dengan hasil observasi alat indera / makna yg sungguh-sungguh nyata dlm kehidupan kita. Contoh: Kata tikus, makna leksikalnya adalah binatang yang menyebabkan timbulnya penyakit (Tikus itu mati diterkam kucing).

Makna Gramatikal : untuk menyatakan makna-makna atau nuansa-nuansa makna gramatikal, untuk menyatakan makna jamak bahasa Indonesia, menggunakan proses reduplikasi seperti kata: buku yg bermakna “sebuah buku,” menjadi buku-buku yang bermakna “banyak buku”.

Makna Referensial dan Nonreferensial : Makna referensial & nonreferensial perbedaannya adalah berdasarkan ada tidaknya referen dari kata-kata itu. Maka kata-kata itu mempunyai referen, yaitu sesuatu di luar bahasa yang diacu oleh kata itu. Kata bermakna referensial, kalau mempunyai referen, sedangkan kata bermakna nonreferensial kalau tidak memiliki referen. Contoh: Kata meja dan kursi (bermakna referen). Kata karena dan tetapi (bermakna nonreferensial).

Makna Denotatif dan Konotatif : Makna denotatif adalah makna asli, makna asal atau makna sebenarnya yang dimiliki sebuah leksem. Contoh: Kata kurus, bermakna denotatif keadaan tubuhnya yang lebih kecil & ukuran badannya normal. Makna konotatif adalah: makna lain yang ditambahkan pada makna denotatif tadi yang berhubungan dengan nilai rasa orang / kelompok orang yang menggunakan kata tersebut. 

Makna Konseptual dan Makna Asosiatif : Makna konseptual adalah makna yang dimiliki oleh sebuah leksem terlepas dari konteks atau asosiasi apapun. Contoh: Kata kuda memiliki makna konseptual “sejenis binatang berkaki empat yg bisa dikendarai”. Makna asosiatif adalah makna yang dimiliki sebuah leksem / kata berkenaan dengan adanya hubungan kata itu dengan suatu yang berada diluar bahasa . 

Makna Kata dan Makna Istilah : Makna kata, walaupun secara sinkronis tidak berubah, tetapi karena berbagai faktor dalam kehidupan dapat menjadi bersifat umum. Makna kata itu baru menjadi jelas kalau sudah digunakan dalam suatu kalimat. Contoh: Kata tahanan, bermakna orang yang ditahan,tapi bisa juga hasil perbuatan menahan. Kata tahanan di atas masih bersifat umum, istilah di bidang hukum, kata tahanan itu sudah pasti orang yang ditahan sehubungan suatu perkara.

Makna Idiomatikal dan Peribahasa : Yang dimaksud dengan idiom adalah satuan-satuan bahasa (ada berupa baik kata, frase, maupun kalimat) maknanya tidak dapat diramalkan dari makna leksikal, baik unsur-unsurnya maupun makna gramatikal satuan-satuan tersebut. Contoh: Kata ketakutan, kesedihan, keberanian, dan kebimbangan memiliki makna hal yg disebut makna dasar, Kata rumah kayu bermakna, rumah yang terbuat dari kayu. Makna pribahasa bersifat memperbandingkan atau mengumpamakan, maka lazim juga disebut dengan nama perumpamaan. Contoh: Bagai, bak, laksana dan umpama lazim digunakan dalam peribahasa .

Makna Kias dan Lugas : Makna kias adalah kata, frase dan kalimat yang tidak merujuk pada arti sebenarnya. Contoh: Putri malam bermakna bulan , Raja siang bermakna matahari.
sumber :

https://id.wikipedia.org/wiki/Kosakata
https://id.wikipedia.org/wiki/Kata_serapan
http://babeheko.blogspot.co.id/2010/08/imbuhan-serapan.html
http://imstuff-it.blogspot.co.id/2014/10/diksi-atau-pemilihan-kata.html
http://mastugino.blogspot.co.id/2012/10/jenis-jenis-kata.html
http://deden-arpega.blogspot.co.id/2013/09/jenis-jenis-kata-dalam-bahasa-indonesia.html#sthash.3rlcwaBH.dpuf