Jumat, 06 November 2015

Kalimat Efektif

Kalimat efektif 
Dari Kalimat Efektif yang dapat saya kutip adalah kalimat yang sesui dengan kaidah kaidah bahasa baik ejaan dan juga tanda baca yang di gunakan agar pembaca atau pendengar mudah memahami dari maksud tulisan atau perkataan yang di sampaikan .

adapun kalimat tersebut bisa di katakan kalimat efektif haruslah memenuhi sayarat di bawah ini:
1. Mudah dipahami oleh pendengar atau pembacanya.
2. Tidak menimbulkan kesalahan dalam menafsirkan maksud sang penulis.
3. Menyampaikan pemikiran penulis kepada pembaca atau pendengarnya dengan tepat.
4. Sistematis dan tidak bertele-tele.

Kesalahan Kalimat
kesalahan kalimat merupakan pengetahuan yang tidak dapat diabaikan. pada dasarnya untuk berbahasa atau berbicara dengan seseorang merupakan usaha untuk membuat kalimat yang benar oleh karena itu kita harus mengetahui penegtahuan mengenai jenis jenis kesalahan kalimat. Berikut ini adalah faktor-faktor yang menyebabkan sebuah kalimat itu salah.

A, Ejaan 
Ejaan adalah cara-cara yang digunakan untuk mewujudkan bahasa dalam bentuk tulisan. Dengan demikian ejaan mempunyai kedudukan yang amat penting dalam bahasa tulis karena ejaan dapat mempengaruhi cara seseorang mengucapkan atau melafalkan bahasa tertulis tersebut.
1. Ayah sudah berangkat ke kantor.
2. Ayah sudah berangkat ke kantor ?

kedua kalimat ditas walaupun terdiri kata yang sama najun keduannya memiliki maksud yang berbeda. makna sebuah kalimat bisa berbeda dari penggunaan tanda baca. bisa dilihat kalimat pertama memggunakan tanda titik pada akhirkalimat menandakan merupakan kalimat berita atau kalimat yang menyatakan seuatu peristiwa. sedangkan kalimat yang kedua menggunakan tanda paca pada akhir kalimatnya adalah tanda tannya sehingga maknannya adalah bertannya atau sebuah pertannyaan. 

Pada dasarnya kesalahan ejaan tidak selalu menimbulkan kesalahan makna.
Contoh:
1. Peserta lokakarya bahasa berjumlah limapuluh orang.
2. Pihak majikan harus menjaga kwalitas hasil produksi perusahaannnya.
3. Di tempat itupun terdapat rumah-rumah penduduk biasa.
4. Putranya yang ungsu sekarang kuliah di I.A.I.N.

Semua kalimat-kalimat di atas salah ejaannya. Tetapi, coba bandingkan dengan kalimat-kalimt yang sudah dibenarkan ejaannya di bawah ini, sebagai berikut:
1. Peserta lokakarya bahasa berjumlah lima puluh orang.
2. Pihak majikan harus menjaga kualitas hasil produksi perusahaannya.
3. Di tempat itu pun terdapat rumah-rumah penduduk biasa.
4. Putranya yang bungsu sekarang kuliah di IAIN.

Jika kita lihat makna kalmat-kalimat di atas sama benar dengan kalimat-kalimat terdahulu, tetapi kelompok kalimat pertama adalah kalimat-kalimat yang ejaannya salah, sedangkan kelompok kalimat kedua adalah kekompok kalimat yang ejaannya benar.

B. Kata 
Kata merupakan kumpulan dari huruf sehingga untuk membuat kalimat kita harus menyusun kata untuk menjadikannya sebuah kalimat. Kata mempunyai peranan yang sangat penting dalam suatu bahasa karena kata menjadi unsur utama pembangun sebuah kalimat.
Baik buruknya seseorang dapat dilihat cara kemahiran dan kecermatannya dalam memilih kata. Kata dapat menyebabkan suatu kalimat salah, apabila kata tersebut:

a. Saya mendengarkan sudah hampir dua bulan ia dirawat di rumah sakit.
b. Sudah dua kali ia diperingati guru agar tidak berbuat curang.
c. Amin mempunyai kegemaran mengkail di laut.
Mari kita bandingkan dengan di bawah ini:
a. Saya mendengar sudah hampir dua bulan ia dirawat di rumah sakit.
b. Sudah dua kali ia diperingatkan guru agar tidak berbuat curang.
c. Amin mempunyai kegemaran mengail di laut.
Ternyata hanya sedikit sekali perbedaan yang terdapat pada kedua kelompok kalimat tersebut. Kalau kita bandingkan antara keduanya, akan tampak perbedaan sebagai berikut:

a. mendengarkan  ---------->  mendengar
b. diperingati        ---------->  diperingatkan
c. mengkail        ------------>  mengail


C. Logika 
Dalam pembuatan kalimat harus dapat diterima akal (logis). Kalimat logis adalah kalimat yang sesuai dengan kaidah berpikir yang benar sehingga tidak mengandung kerancuan di dalamnya. Seringkali bahasa lisan mengandung kesalahan kalimat akibat kalimat yang dibuat menyalahi kaidah berpikir yang sehat, tetapi dipandang lumrah sehingga dibiarkan saja.

Contoh:
- Pencopet itu berhasil ditangkap oleh polisi.
- Yang merasa kehilangan jam tangan dapat diambil di kantor TU.

Bandingkan dengan kalimat berikut:
- Polisi itu berhasil menangkap polisi itu.
- Yang merasa kehilangan jam tangan dapat mengambilnya di kantor TU.
D. Kata - kata yang sering Salah Penggunaanya dan Pengucapannya 
Kesalahan suatu kalimat selain disebabkan oleh kesalahan yang bersifat gramatikal, termasuk penggunaan tanda baca,dapat juga disebabkanoleh pengunaan kata yang kurang tepat atau salah artinya. Berikut ini akan dikemukakan beberapa kata yang sering membingungkan banyak orang sehingga mengakibatkan penggunaannya salah:
1. Agar supaya
2. Atase kebudayaan
3. Berhubung
4. Benar/betul
5. Bang dan bank
6. Besok
dan masih banyak lain kalta yang salah pengguanaanya.. 

Penalaran Kalimat 
Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi-proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar. Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence). Hubungan antara premis dan konklusi disebut konsekuensi.

penalaran kalimat di bagi menjadi 2 kalimat yaitu kalimat deduktif dan kalimat induktif. dimana kalimat penalaran ini gagasan utamannya berada pada awal kalimat di dalam paragraf atau di akhir kalimat dalam paragraf. 

1. Paragraf Deduktif (umum-khusus).
Paragraf Deduktif adalah suatu paragraf yang dimulai dengan suatu pernyataan umum, kemudian dirinci melalui pernyataan-pernyataan penjelas atau kalimat-kalimat utama.
contoh :

Bayam adalah salah satu sayuran yang mengandung vitamin yang dapat meningkatkan kesehatan tubuh. Oleh sebab itu , untuk memasak bayam harus benar dan jangan sampai memasak dalam waktu yang lama, karena dapat menghilangkan vitamin yang terkandung didalamnya.

2. Paragraf Induktif(khusus-umum).
Paragraf Induktif adalah paragraf yang dimulai dari pernyataan khusus dilanjutkan dengan pernyataan umum.
contoh :

Peremajaan pohon durian semula dilakukan dengan teknik satu pohon. Satu cabang diujung batang disisakan untuk tempat tumbuh tunas baru. Ternyata hal ini mempunyai banyak kekurangan. Selain mudah tumbang juga lama berbuah. Setelah mencoba teknik tiga batang diperoleh hasil bahwa pohon lebih kokoh, cepat berbuah, banyak tunas, dan buahnya banyak. Sehingga teknik peremajaan tiga pohon atau menara kaki tiga menjadi pilihan terbaik saat ini.

Paragraf Induktif dibagi menjadi 3 paragraf yaitu :

1. Analogi
Analogi adalah paragraf yang membandingkan 2 hal yang berbeda tetapi memiliki persamaan.
contoh : 
1.  air dan api
2.  roda dan kehidupan, dan lain-lain

2 Generalisasi
Generalisasi adalah paragraf yang menyimpulkan kalimat penjelas/khusus yang terdiri dari 3-4 pernyataan yang menjadi pernyataan umum.
contoh : 
pengaruh globalisasi. faktor yang menyebabkan : -iptek yang canggih, gaya hidup, makanan cepat saji, dan faktor ekonomi.

3 Kausal
Kausal adalah paragraf yang berpola khusus (penyebab-penyebab) kemudian diikuti dengan kalimat simpulan (yang berarti akibat).
contoh : makanan yang mengandung MSG, terdapat pada makanan cepat saji. MSG adalah sejenis zat kimia yang membuat usus memuai dan nafsu makan berlebih. MSG juga berbahaya bagi kinerja otak. Oleh sebab itu, MSG dapat memacu timbulnya berbagai penyakit yang dapat menyerang tubuh tiap individu yang mengonsumsinya.

Kehematan atau ekonomi bahasa
Kehematan atau ekonomi bahasa adalah penulisan kalimat yang berlangsung menyampaikan gagasan atau pesan kalimat secara jelas, lugas, dan logis.

Perhatikanlah contoh berikut, yaitu kalimat kurang memperhatikan ekonomi bahasa :
  1. Dalam ruangan ini kita dapat menemukan barang-barang, antara lain seperti meja, kursi, buku, lampu, dan lain-lain
  2. Karena modal di bank terbatas, sehingga tidak semua pengusaha lemah memperoleh kredit
Perbaikan kalimat yang memperhatikan ekonomi bahasa berikut :
  1. Dalam ruangan ini kita dapat menemukan meja, kursi, buku, lampu, dan lain-lain.
  2. Karena modal di bank terbatas, tidak semua pengusaha lemah memperoleh kredit.

Daftar Konjungsi Bahasa

Konjungsi adalah suatu kata tugas atau kata penghubung yang berfungsi untuk menghubungkan dua buah klausa, kalimat, paragraf atau lebih. Dalam bahasa Indonesia ada beberapa macam konjungsi yang dapat ditemukan, antara lain: Konjungsi antar klausa, antar kalimat, dan konjungs antar paragraf.

Jenis-Jenis Konjungsi
Berdasarkan fungsinya konjungsi dikelompokan ke dalam tiga bentuk, diantaranya adalah:

1. Konjungsi antar klausa
Konjungsi antar klausa adalah kata hubung yang mengubungkan dua buah klausa atau lebih. Ada tiga macam konjungsi antara klausa, yaitu, korelatif, subordinatif, dan koordinatif.

A. Konjungsi korelatif
konjungsi ini menghubungkan dua buah klausa yang memiliki hubungan sintaksis setara.
Macam-macam konjungsi korelatif:
baik … maupun …
tidak hanya …, tetapi ( …) juga …
bukan hanya …, melainkan …
(se)demikian (rupa) … sehingga…
apa(kah) … atau …
entah … entah …
jangankan…,…pun… .

Contoh:
- Baik Riski maupun Nasar keduanya adalah anak yang baik.
- Usufi bukan hanya pelukis yang handal, tetapi juga sebagai seniman yang cerdas.
- Jangankan uang segudang, sepeser pun aku tak punya.
- Aku tidak tahu harus berbuat apa entah pergi saja entah datang menemuinya.
- Dia menghias bunga itu sedemikian rupa sehingga terlihat sangat indah.

B. Konjungsi subordinatif
Konjungsi ini menghubungkan dua buah klausa yang memiliki hubungan sintaksis yang tidak sama (bertingkat).
Macam-macam konjungsi subordinatif:
…..sebelum…
jika…., maka….
…agar….
Meskipun/bagaimanapun….. , …..
dan lain-lain.
Contoh:
- Ian telah pergi ke Jakarta sebelum Budi datang menyusulnya.
- Meskipun dia miskin, dia sangat dermawan kepada setiap orang.
- Saya giat belajar agar tidak menjadi anak yang malas.
- Jika aku memliki banyak uang, aku akan pergi ke luar negeri.
- Meskipun dia sangat nakal, bagaimanapun juga orang tuanya tetap menyayanginya.

C. Konjungsi koordnatif
Konjungsi ini sama seperti korelatif yaitu menghubungkan dua buah klausa yang sejajar, tetapi konjungsi ini hanya terjadi pada klausa-klausa yang sederhana.

Macam-macam konjungsi koordinatif
…. dan …
… tetapi …
… atau …

Contoh:
Andi membeli buku dan baju di toko itu.
Aku ingin pergi tetapi tidak diijinkan oleh ayahku.
Kau boleh datang bersamaku tau bersama Indri.


Daftar Preposisi Bahasa
Berdasarkan entuknya, preposisi dalam bahasa Indonesia terbagi menjadi dua, yaitu preposisi monomorfemis dan preposisi polimorfenis.

Preposisi Monomorfemis
Preposisi Monomorfemis adalah preposisi yang terwujud sebagai satu morfem secara morfologis. Preposisi yang dimaksud adalah sebagai berikut:

akibat           atas                   bagai            bagi
berkat          dalam                  dari            demi
dengan          di                      hingga         karena
ke                kecuali               lewat            oleh
pada            sampai               sejak            seperti
tanpa           tentang               untuk

Contoh data preposisi monomorfemis
1. Mereka langsung mengajukan banding atas utusan hakim tersebut.
2. Dengan banyak nama alias, Roy diduga tak bekerja sendiri
3. Pertemuan tersebut disaksikan oleh Kepala Wilayah Depdikbud Subang Jawa Barat
4. Itu semua adalah dasar-dasar dari paham kita tentang hak asasi dan demokrasi
5. Ia pun suka mengatur meja makan untuk rekan-rekannya

Preposisi Polimorfeis
Preposisi polimorfemis adalah preposisi yang berwujud beberapa morfem. Preposisi ini terbagi lagi atas  :
(1) preposisi yang terbentuk dari bentuk dasar + afiks dan 
(2) preposisi yang terbentuk dari gabungan kata. 

Jenis preposisi kedua terbagi lagi atas 
(1) preposisi yang terbentuk dari preposisi + preposisi dan 
(2) preposisi + nonpreposisi.

1. Bentuk Dasar + Afiks
Bentuk dasar yang merupakan unsur pembentuk preposisi polimorfemis ini dapat pula berupa morfem dasar terikat. Afiks sebagai unsur pembentuk preposisi polimorfemis adalah ber-, me(n)-, terdapat, dan se-. daftar preposisi polimorfemis yang dimaksud adalah sebagai berikut:
bersama                        secara
bserta                            sekitar
mengenai                      selain
melalui                          selaku
menurut                         selama
sebagai                          setelah
sebelum                         terhadap

Contoh data preposisi polimorfemis yang terbentuk dari bentuk dasar + afiks
1. Segara, ihwal Ben Issal disampaikan ke Polda Metro Jaya, berserta ciri-cirinya
2. Aliran air terus menerus masuk, antara lain melalui lubang di bawah pintu
3. Kesadaran masyarakat terhadap masalah ini semkain besar.

2. Gabungan Kata
Preposisi polimorfemis gabungan kata yang terbentuk dari preposisi + preposisi adalah sebagai berikut:
                   di dalam
                   di sekitar
                   daripada
                   kepada

Contoh data preposisi polimorfemis gabungan kata, preposisi + Preposisi:
1. Ibu atau bapak itu harus ke sana-kemari di dalam kota untuk mencari makan sekadarnya
2. lebih dari 50 ladang ranjau ditemukan di sekitar Kabul

Preposisi + Nonpreposisi
Preposisi poimorfemis gabungan kata yang terbentuk dari preposisi + nonpreposisi biasa berawal dengan preposisi di, ke, atau dari. Adapun kata yang menyertai preposisi itu biasanya berasal dari nomina atau adjektiva. Preposisi yang terbentuk dari preposisi + nonpreposisi adalah sebagai berikut:
di antara                                   di hadapan
di atas                                      di luar
di bawah                                  di samping
di belakang                              di sekeliling
di dekat                                    di seputar
di depan                                   di tengah
Contoh data preposisi polimorfemis, preposisi + preposisi
  1. Sementara itu, ada ribuan kendaraan bermotor yang bernomor satu digit yang beradadi bawah Wilayah Administrasi Samsat DKI Jakarta
  2. Suaminya tewas ketika sebuah bom meledak di dekat rumahnya
  3. Drama maut yang terjadi awal Januari lalu tu berlanjut di luar rumah





sumber :
http://dianadiperdana.blogspot.co.id/2013/04/kalimat-efektif-dan-kesalahan-kalimat_1918.html
http://rikamagdalena680.blogspot.co.id/
http://febriansyahfebry.blogspot.co.id/2014/12/kalimat-efektif-dalam-penulisan.html
http://www.kelasindonesia.com/2015/04/pengertian-dan-macam-macam-konjungsi-dalam-kalimat-bahasa-indonesia.html
http://lenterastkippgribl.blogspot.co.id/2013/02/penggunaan-preposisi-dan-konjungsi.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar