Definisi Kosakata
di dalam wikipedia Kosakata merupakan ----> Kosakata (bahasa Inggris: vocabulary) adalah himpunan kata yang dimiliki oleh seseorang atau entitas lain, atau merupakan bagian dari suatu bahasa tertentu. Kosakata seseorang didefinisikan sebagai himpunan semua kata-kata yang dimengerti oleh orang tersebut atau semua kata-kata yang kemungkinan akan digunakan oleh orang tersebut untuk menyusun kalimat baru.
Jenis Kata Dalam Bahasa Indosesia
jenis kata dalam bahasa indonesia dari yang saya temukan terdapan 4 bagian yang merupakan kelas dari kata namun ada beberapa yang mengatakan 4 bagian namun saya akan membahas 4 saja yaitu :
- kata kerja
- kata sifat
- kata keterangan
- kata depan , kata ganti, kata bilangan
Dalam kalimat, kata memiliki kedudukan atau jabatan seperti subjek, predikat, objek, dan keterangan. Dalam kaitannya dengan jabatan di dalam kalimat dan hubungannya dengan fungsi serta makna yang ditunjukkannya, kata dikategorikan ke dalam kelas kata.
sebuah kata terdiri dari lebih dari satu huruf dan untuk membuat kalimat memerlukan lebih dari satu kata sehingga kumpulan kata akan menjadi senuh kalimat baik kalimat yang memiliki subjek predikat objek dan keterang yang di sebut juga kalimat sempurna atau hannya memiliki subjek dan objek.
sekarang kita bahas mengenai ke 5 jenis kata yang ada.
1. Kata Kerja(Verb)
kata kerja atau sering disebut verb yaitu kata yang menyatakan perbuatan atau tindakan proses dan keadaan yang bukan merupakan sifat. Kata kerja berfungsi sebagai predikat di dalam sebuah kalimat.
ciri diri kata kerja adalah sebagai berikut :
- Biasannya terdapat aspek waktu atau sering terdapat kata (seperti akan , sedang dan telah )
contohnya : sedang menunggu, akan menanti , telah pulang dll,
- Dapat diingkari dengan kata tidak.
contohnya ; tidak menunggu , tidak menanti dll.
- Dapat diikuti oleh gabungan kata dengan di tambah KB / KS
kata kerja memiliki beberapa jenis diantarannya adalah :
- Verba dasar bebas, seperti: duduk, makan, mandi, minum, pergi, pulang, tidur.
- Verba turunan,
terdiri atas:
1. Verba berafiks:
Contoh: ajari, bernyanyi, bertaburan.
2. Verba bereduplikasi:
Contoh: bangun-bangun, ingat-ingat, makan-makan, marah-marah.
- Verba berproses gabung:
Contoh: bernyanyi-nyanyi, tersenyum-senyum, makan-makan.
- Verba majemuk :
Contoh: cuci mata, campur tangan, unjuk gigi.
- Verba transitif (kata kerja yang membutuhkan objek)
Contoh : - Usufi menulis surat.
S P O
- Adik membeli Kue.
S P O
- Verba intransitif (kata kerja yang tak memerlukan objek)
Contoh : - Mereka duduk di taman.
S P K
- Anak-anak itu bersepeda di sepanjang pantai.
S P K
- Adik sedang mandi.
S P
2. Kata Sifat (Adjektiva)
Kata sifat atau adjektiva adalah kata yang menerangkan sifat, keadaan watak, dan tabiat orang/binatang/ benda.Kata sifat umumnya berfungsi sebagai predikat, objek dan penjelas subjek.
Ciri-ciri kata sifat:
- Dapat diberi keterangan pembanding yaitu lebih, kurang, dan paling
Contoh: lebih indah, kurang bagus, paling kaya.
- Dapat diberi keterangan penguat: sangat, amat, benar, terlalu, dan sekali
Contoh: sangat senang, amat keras, mahal benar, terlalu berat, sedikit sekali.
- Dapat diingkari dengan kata tidak
Contoh: tidak benar, tidak halus, tidak sehat, dan sebagainya.
Macam-macam adjektiva:
- Ajektiva dasar, seperti adil, afdol, bangga, baru, cemas, disiplin, anggun, bengkak.
- Adjektiva turunan terdiri atas:
- Adjektiva berafiks
contoh: terhormat, terindah, kesakitan, kesepian, keinggris-inggrisan. - Adjektiva bereduplikasi
contoh: muda-muda, elok-elok, cantik-cantik. - Adjektiva berafiks –i, -wi, -iah
contoh: abadi, duniawi, insani, ilmiah, rohaniah, surgawi.
3. Kata Keterangan
Kata keterangan adalah semua kata yang menerangkan atau memberikan keterangan terhadap selain kata benda. Dengan kata lain, kata ketereangan adalah semua kata yang memberi keterangan pada kata kerja, kata sifat, kata bilangan atau seluruh kalimat.
Kata keterangan dapat dibedakan menjadi banyak bagian, diantaranya yaitu :
- Kata keterangan tempat ialah semua kata yang menjelaskan suatu tempat lokasi,
contoh : disini, disitu, di rumah, dan sebagainya.
- Kata keterangan waktu ialah semua kata yang menjelaskan berlangsungnya sesuatu dalam waktu yang teretntu,
contoh : sekarang, nanti, minggu depan, dan sebagainya.
- Kata keterangan alat ialah kata yang menjelaskan dengan apa sesuatu itu berlangsung.
Contoh :dengan tongkat, dengan pisau, dengan membabi buta, dan sebagainya.
- Kata keterangan syarat ialah kata yang menerangkan terjadinya suatu proses di bawah syarat-syarat tertentu,
contoh : jikalau, seandainya, bila, dan sebagainya.
- Kata keterangan sebab ialah kata yang memberi keterangan mengapa sesuatu itu bisa berlangsung, contoh : sebab, karena, oleh karena itu, dan sebagainya.
4. Kata Benda (Nomina), Kata Ganti (Pronomina), Kata Bilangan (Numeralia)
a. Kata Benda (Nomina)
Kata benda atau nomina adalah kata yang mengacu kepada sesuatu benda (konkret maupun abstrak).Kata benda berfungsi sebagai subjek, objek, pelengkap, dan keterangan.
Ciri-ciri kata benda:
- Dapat diingkari dengan kata bukan.
Contoh : bukan gula, bukan rumah, bukan mimpi, bukan pengetahuan. - Dapat diikuti dengan gabungan kata yang + KS (kata sifat) atau yang sangat + KS
Contoh : buku yang mahal, pengetahuan yang sangat penting, orang yang baik.
- Nomina bernyawa, misalnya: Umar, Abdullah, nenek, nona, ayah, kerbau, ayam.
- Nomina tak bernyawa, misalnya: nama lembaga, hari, waktu, daerah, bahasa.
- Nomina terbilang, misalnya: kantor, rumah, orang, buku.
- Nomina tak terbilang, misalnya: udara, kebersihan, kemanusiaan.
- Nomina kolektif, misalnya: cairan, asinan, buah-buahan, kelompok.
- Nomina ukuran, misalnya: pucuk, genggam, batang, kilogram, inci.
- Nomina dari proses nominalisasi, misalnya: keadilan, kenaikan, pembicara, pemotong, anjuran, simpulan, pengumuman, pemberontakan.
- Nominalisasi dengan si dan sang, misalnya: si kecil, si manis, sang kancil, sang dewi.
- Nominalisasi dengan yang, misalnya: yang lari, yang berbaju, yang cantik.
Kata ganti atau pronomina adalah kata yang dipakai untuk mengacupada nomina lain. Pronomina berfungsi untuk mengganti kata benda ataunomina.
Macam-macam pronomina:
Ada tiga macam pronomina dalam bahasa Indonesia, yakni (1) pronominal persona, (2) pronomina penunjuk (3) pronomina penanya.
1. Pronomina Persona
- Pronomina reduplikasi, misalnya: kita-kita, dia-dia, dan beliau-beliau.
- Pronomina berbentuk frasa, misalnya: kamu sekalian, aku ini, dia itu.
- Pronomina takrif, terbatas pada pronomina persona (orang) misalnya:
- Pronomina persona I (kata ganti orang I) : saya, aku (tunggal), dan kami, kita (jamak)
- Pronomina persona II (kata ganti orang II) : kamu, engkau, Anda (tunggal), dan kalian, Anda sekalian (jamak)
- Pronomina persona III (kata ganti orang III) : ia, dia, beliau (tunggal), dan mereka (jamak)
- Pronomina tak takrif, tidak menunjuk pada orang atau benda tertentu, misalnya : sesuatu, seseorang, barang siapa, siapa, apa-apa, anu, dan masing-masing sendiri.
- Pronomina Penunjuk dalam bahasa Indonesia ada tiga macam.
- Pronomina penunjuk umum: ini, itu, dan anu.
- Pronomina penunjuk tempat: sini, situ, atau sana.
- Pronomina penunjuk ihwal: begini dan begitu.
Pronomina penanya adalah pronomina yang dipakai sebagai pemarkah pertanyaan.Contoh: siapa, apa, mana, mengapa, kapan, dimana, bagaimana, dan berapa.
c. Kata Bilangan (Numeralia)
Kata bilangan atau numeralia adalah kata yang dipakai untuk menghitung banyaknya orang, binatang, dan benda.
Numeralia utama (kardinal), terdiri atas:
- Bilangan penuh, misalnya: satu, dua, tiga, puluh, ribu, juta.
- Bilangan pecahan, misalnya: sepertiga, duapertiga, lima perenam.
- Bilangan gugus, misalnya: selikur (21), lusin, gros, kodi, atau ton.
Numeralia kolektif, numeralia yang terbentuk oleh afiksasi, misalnya : ketiga (ke + Num),
ribuan, ratusan (Num + -an), beratus-ratus, dan bertahun-tahun (ber- + Num)
Kata Serapan
kata serapan dari situs wikipedia yang saya temukan menyatakan bahwa --> Kata serapan (juga kata pungutan atau kata pinjam) adalah kata yang berasal dari bahasa asing yang sudah diintegrasikan ke dalam suatu bahasa dan diterima pemakaiannya secara umum.
Contoh kata pungut dalam bahasa Indonesia adalah:
tetapi (dari bahasa Sanskerta tathâpi: namun itulah)
mungkin (dari bahasa Arab mumkinun: ?)
kongko (dari bahasa Hokkien kongko: bercakap)
meski (dari bahasa Portugis mas que: walau)
bengkel (dari bahasa Belanda winkel: pojok atau toko)
Imbuhan dalam Bahasa Serapan
serapan dari bahasa asing pada umumnya berfungsi sebagai kata benda dan kata sifat. Makan umum yaitu untuk menandai kata sifat. imbuhan serapan sering kali berasal dari bahasa asing misalnya : berasal dari bahasa Inggris, Belanda,Jerman, Perancis dan Arab
Imbuhan serapan mempunyai sifat atau ciri misalnya : ilegal, universal atau sportif, aktif, dan egois. Sebaliknya, -isme mengandung makna paham, misalnya nasioalisme, komunisme dsb.
Kata serapan itu masuk kedalam bahasa Indonesia dengan empat cara yaitu :
1. Cara adopsi : terjadi apabila pemakai bahasa mengambil bentuk makna kata asing itu secara / keseluruhan . contoh: super market, palaza, mall.
2. Cara adaptasi : terjadi apabila pemakai bahasa hanya mengambil makna asing itu, sedangakan ejaan atau cara penulisanya disesuaikan dengan ejaan bahasa Indonesia.
Contoh:
- pluralization = pluralisasi
- acceprability = akseptabilitas
- maximal = maksimal
- cadea = kado
4. Cara kreasi : terjadi apabila pemakai bahasa hanya mengambil konsep dasar yang ada dalam bahasa sumbernya, kemudian carikan padanannya dalam bahasa Indonesia. Contoh: - effektive= berhasil guna , - spare part= suku cadang .
Hubungan Antar Makna
hubungan antar makna memiliki macam macam bugungan yang di bagi menjadi 8 hungungan antara lain yaitu sebgai berikut :
1. Sinonim
Merupakan kata-kata yang memiliki persamaan / kemiripan makna. Sinonim sebagai ungkapan (bisa berupa kata, frase, atau kalimat) yang maknanya kurang lebih sama dengan makna ungkapan lain. Contoh: Kata buruk dan jelek, mati dan wafat.
2. Antonim.
Merupakan ungkapan (berupa kata, frase, atau kalimat) yang maknanya dianggap kebalikan dari makna /ungkapan lain.
Contoh: Kata bagus berantonim dengan kata buruk; kata besar berantonim dengan kata kecil.
3. Polisemi.
Adalah sebagai satuan bahasa (terutama kata atau frase) yang memiliki makna lebih dari satu. Contoh: Kata kepala bermakna ; bagian tubuh dari leher ke atas, seperti terdapat pada manusia dan hewan, bagian dari suatu yang terletak di sebelah atas atau depan, seperti kepala susu, kepala meja,dan kepala kereta api, bagian dari suatu yang berbentuk bulat seperti kepala, kepala paku dan kepala jarum dan Iain-lain.
4. Hiponim.
Adalah suatu kata yang yang maknanya telah tercakup oleh kata yang lain, sebagai ungkapan (berupa kata, frase atau kalimat) yang maknanya dianggap merupakan bagian dari makna suatu ungkapan. Contoh : kata tongkol adalah hiponim terhadap kata ikan, sebab makna tongkol termasuk makna ikan.
5. Hipernim.
Merupakan suatu kata yang mencakup makna kata lain.
6. Homonim.
Merupakan kata-kata yang memiliki kesamaan ejaan dan bunyi namun berbeda arti.
Contoh:
- bisa= dapat,
-bisa=racun dll.
7. Homofon.
Merupakan kata-kata yang memiliki bunyi sama tetapi ejaan dan artinya berbeda.
Contoh,
bank,bang.
-tolong setorkan uang ini di bank.
-saya pesan satu porsi,bang.
8. Homograf.
Merupakan kata-kata yang memiliki tulisan yang sama tetapi bunyi dan artinya berbeda.
Contoh:
APEL.
- Setiap hari senin ada apel di lapangan sekolah.
- aku lebih suka apel hijau daripada apel merah.dll.
Sebelum menentukan pilihan kata, penulis harus memperhatikan dua hal pokok, yakni: masalah makna dan relasi makna :
Makna sebuah kata
sebuah kalimat merupakan makna yang tidak selalu berdiri sendiri. Adapun makna menurut (Chaer, 1994: 60) terbagi atas beberapa kelompok yaitu :
Makna Leksikal : makna yang sesuai dengan referennya, sesuai dengan hasil observasi alat indera / makna yg sungguh-sungguh nyata dlm kehidupan kita. Contoh: Kata tikus, makna leksikalnya adalah binatang yang menyebabkan timbulnya penyakit (Tikus itu mati diterkam kucing).
3. Polisemi.
Adalah sebagai satuan bahasa (terutama kata atau frase) yang memiliki makna lebih dari satu. Contoh: Kata kepala bermakna ; bagian tubuh dari leher ke atas, seperti terdapat pada manusia dan hewan, bagian dari suatu yang terletak di sebelah atas atau depan, seperti kepala susu, kepala meja,dan kepala kereta api, bagian dari suatu yang berbentuk bulat seperti kepala, kepala paku dan kepala jarum dan Iain-lain.
4. Hiponim.
Adalah suatu kata yang yang maknanya telah tercakup oleh kata yang lain, sebagai ungkapan (berupa kata, frase atau kalimat) yang maknanya dianggap merupakan bagian dari makna suatu ungkapan. Contoh : kata tongkol adalah hiponim terhadap kata ikan, sebab makna tongkol termasuk makna ikan.
5. Hipernim.
Merupakan suatu kata yang mencakup makna kata lain.
6. Homonim.
Merupakan kata-kata yang memiliki kesamaan ejaan dan bunyi namun berbeda arti.
Contoh:
- bisa= dapat,
-bisa=racun dll.
7. Homofon.
Merupakan kata-kata yang memiliki bunyi sama tetapi ejaan dan artinya berbeda.
Contoh,
bank,bang.
-tolong setorkan uang ini di bank.
-saya pesan satu porsi,bang.
8. Homograf.
Merupakan kata-kata yang memiliki tulisan yang sama tetapi bunyi dan artinya berbeda.
Contoh:
APEL.
- Setiap hari senin ada apel di lapangan sekolah.
- aku lebih suka apel hijau daripada apel merah.dll.
Sebelum menentukan pilihan kata, penulis harus memperhatikan dua hal pokok, yakni: masalah makna dan relasi makna :
Makna sebuah kata
sebuah kalimat merupakan makna yang tidak selalu berdiri sendiri. Adapun makna menurut (Chaer, 1994: 60) terbagi atas beberapa kelompok yaitu :
Makna Leksikal : makna yang sesuai dengan referennya, sesuai dengan hasil observasi alat indera / makna yg sungguh-sungguh nyata dlm kehidupan kita. Contoh: Kata tikus, makna leksikalnya adalah binatang yang menyebabkan timbulnya penyakit (Tikus itu mati diterkam kucing).
Makna Gramatikal : untuk menyatakan makna-makna atau nuansa-nuansa makna gramatikal, untuk menyatakan makna jamak bahasa Indonesia, menggunakan proses reduplikasi seperti kata: buku yg bermakna “sebuah buku,” menjadi buku-buku yang bermakna “banyak buku”.
Makna Referensial dan Nonreferensial : Makna referensial & nonreferensial perbedaannya adalah berdasarkan ada tidaknya referen dari kata-kata itu. Maka kata-kata itu mempunyai referen, yaitu sesuatu di luar bahasa yang diacu oleh kata itu. Kata bermakna referensial, kalau mempunyai referen, sedangkan kata bermakna nonreferensial kalau tidak memiliki referen. Contoh: Kata meja dan kursi (bermakna referen). Kata karena dan tetapi (bermakna nonreferensial).
Makna Denotatif dan Konotatif : Makna denotatif adalah makna asli, makna asal atau makna sebenarnya yang dimiliki sebuah leksem. Contoh: Kata kurus, bermakna denotatif keadaan tubuhnya yang lebih kecil & ukuran badannya normal. Makna konotatif adalah: makna lain yang ditambahkan pada makna denotatif tadi yang berhubungan dengan nilai rasa orang / kelompok orang yang menggunakan kata tersebut.
Makna Konseptual dan Makna Asosiatif : Makna konseptual adalah makna yang dimiliki oleh sebuah leksem terlepas dari konteks atau asosiasi apapun. Contoh: Kata kuda memiliki makna konseptual “sejenis binatang berkaki empat yg bisa dikendarai”. Makna asosiatif adalah makna yang dimiliki sebuah leksem / kata berkenaan dengan adanya hubungan kata itu dengan suatu yang berada diluar bahasa .
Makna Kata dan Makna Istilah : Makna kata, walaupun secara sinkronis tidak berubah, tetapi karena berbagai faktor dalam kehidupan dapat menjadi bersifat umum. Makna kata itu baru menjadi jelas kalau sudah digunakan dalam suatu kalimat. Contoh: Kata tahanan, bermakna orang yang ditahan,tapi bisa juga hasil perbuatan menahan. Kata tahanan di atas masih bersifat umum, istilah di bidang hukum, kata tahanan itu sudah pasti orang yang ditahan sehubungan suatu perkara.
Makna Idiomatikal dan Peribahasa : Yang dimaksud dengan idiom adalah satuan-satuan bahasa (ada berupa baik kata, frase, maupun kalimat) maknanya tidak dapat diramalkan dari makna leksikal, baik unsur-unsurnya maupun makna gramatikal satuan-satuan tersebut. Contoh: Kata ketakutan, kesedihan, keberanian, dan kebimbangan memiliki makna hal yg disebut makna dasar, Kata rumah kayu bermakna, rumah yang terbuat dari kayu. Makna pribahasa bersifat memperbandingkan atau mengumpamakan, maka lazim juga disebut dengan nama perumpamaan. Contoh: Bagai, bak, laksana dan umpama lazim digunakan dalam peribahasa .
Makna Kias dan Lugas : Makna kias adalah kata, frase dan kalimat yang tidak merujuk pada arti sebenarnya. Contoh: Putri malam bermakna bulan , Raja siang bermakna matahari.
sumber :
https://id.wikipedia.org/wiki/Kosakata
https://id.wikipedia.org/wiki/Kata_serapan
http://babeheko.blogspot.co.id/2010/08/imbuhan-serapan.html
http://imstuff-it.blogspot.co.id/2014/10/diksi-atau-pemilihan-kata.html
http://mastugino.blogspot.co.id/2012/10/jenis-jenis-kata.html
http://deden-arpega.blogspot.co.id/2013/09/jenis-jenis-kata-dalam-bahasa-indonesia.html#sthash.3rlcwaBH.dpuf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar